Monday 2 March 2015

MAKNA DIBALIK PERAYAAN HARI VALENTINE





Bulan Pebruari sebentar lagi tiba menggantikan bulan Januari. Beberapa tempat perbelanjaan, hotel, dan rumah makan menata ulang dekorasi hiasan untuk “menyambut” bulan yang dianggap penuh kasih sayang. Hiasannya berupa boneka warna merah muda berbentuk cinta dan beruang imut. Boneka itu ditata sedemikian rupa ditambah boneka cupid, berupa anak kecil yang menarik busur panah cinta agar indah dilihat.
Bila mengunjungi pusat perbelanjaan di bulan Pebruari, Anda akan mendengar lagu bernapaskan “kasih sayang” dan ungkapan cinta. Karyawan toko memajang cokelat batangan dan seikat bunga mawar yang diletakkan di meja kasir. Menggoda pengunjung untuk membeli paket spesial yang diberikan kepada si pujaan hati di tanggal 14 Pebruari. Ya, penganan cokelat dan bunga mawar identik diberikan kepada orang spesial di hati pada 14 Pebruari. 

SEJARAH PERAYAAN HARI VALENTINE
Mengapa remaja yang dimabuk asmara tidak ingin melewatkan tanggal 14 Pebruari bersama pacar? Mengutip situs wikpedia, budaya perayaan hari valentine tidak terlepas konon dari kegigihan St. Valentinus yang nekad menikahkan pasangan di gereja pada 14 Pebruari. Ketika serdadu Romawi dilarang menikah oleh Kaisar Claudius II, santo Valentinus secara rahasia membantu menikahkan mereka. Padahal penguasa saat itu melarang pemuda menikah. Akibatnya St. Valentino dihukum mati. Maka dari itu, orang nasrani Eropa mengabadikan peristiwa tersebut dengan cara memberikan cokelat, boneka, atau bunga kepada belahan jiwanya pada 14 Pebruari sebagai ekspresi kasih sayang.
Wabah merayakan hari valentine sudah menyebar ke seluruh dunia melalui teknologi informasi. Tidak hanya kaum non muslim saja yang merayakan hari yang dianggap kasih sayang. Remaja muslim banyak juga yang terkena virus merah jambu. Mereka ikut membeli cokelat, bunga, dan boneka yang diberikan kepada sang pacar.
Tidak hanya itu, ada beberapa pasangan yang membeli alat kontrasepsi dari karet. Banyak media massa yang melaporkan permintaan kondom meningkat menjelang hari valentine. Bahkan ada apotek yang sampai kehabisan stok kondom. Mereka memesan kamar di hotel untuk “meminta bukti” seberapa besar cintanya kepada pasangan dengan melakukan hubungan seksual sebelum resmi menikah. Tindakan mereka yang melakukan hubungan intim sebelum menikah di kamar hotel untuk merayakan hari valentine, dianggap hal lumrah.
Mereka tidak takut si pacar hamil karena merasa terlindung alat kontrasepsi “pengaman dari karet”. Budaya malu tidak perawan dan perjaka mulai terkikis. Media massa memborbadir tulisan tidak perawan sebelum menikah merupakan pilihan dan hak wanita. Tidak perlu menunggu malam pertama usai akad nikah untuk melakukan hubungan seks. Seharusnya wanita boleh melakukan hubungan seks setelah dinikahkan oleh walinya di hadapan penghulu, keluarga, dan undangan. Agar ada kejelasan siapa ayah dari bayi yang dikandung ibu hamil tersebut.

HARAM MERAYAKAN HARI VALENTINE
Islam melarang kaumnya mengikuti budaya kafir seperti ikut merayakan hari valentine. “Barang siapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka.” (Hadist riwayat Abu Dawud). Maka dari itu Islam melarang kaumnya ikut merayakan valentine. Pacaran hukumnya haram bila dilakukan sebelum menikah karena setan berusaha menggoda manusia yang berduaan untuk berbuat zina.
Allah berfirman dalam surat Al Isra (17:32) “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” Ayat diatas mengingatkan para muslim menjauhi zina. Mulai zina mata seperti melihat lawan jenis dengan penuh nafsu dan melihat film biru. Zina tangan seperti memegang lawan jenis yang bukan muhrimnya. Hingga zina farji yaitu melakukan hubungan seksual sebelum sah sebagai suami isteri.
Remaja muslim mulai sekarang katakan haram ikut merayakan hari valentine. Ungkapan kasih sayang tidak hanya ditujukan untuk pacar, tapi lebih utama diberikan untuk orang tua, saudara, tetangga, dan teman. Kasih sayang sangat lucu apabila hanya disampaikan sehari dalam setahun yaitu saat merayakan hari valentine saja. Seharusnya ungkapan kasih sayang diberikan setiap saat sepanjang tahun tidak menunggu hari valentine tiba.
Mojokerto, 16 Januari 2015
*Penulis merupakan guru Muatan Lokal Mata Pelajaran Karya Tulis MA Unggulan Darul Falah Jerukmacan Mojokerto. Alumnus Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Negeri Surabaya. Email: ardhimawardi@gmail.com,  www.facebook.com/kholiedmawardi, twitter.com@kholiedmawardi,  www.ardhijournalist.blogspot.com,   www.kompasiana.com/kholiedmawardi   


No comments: